Ingatlah Aku Senyummu yang Pagi

Posted: November 3, 2016 in Uncategorized

‘Aku tak berharap kau mengabadikanku sebagai kenangan yang teramat berharga. Namun aku lebih berharap segala tentangku akan mampu membuatmu tersenyum ketika mengingatku’

Mungkin benar, satu-satunya hal yang bisa memulangkan rindu ialah hujan. Segala kenangan itu serupa rintik demi rintik air langit yang jatuh begitu saja menghunjam bumi—ingatan. Satu, dua, sepuluh, ratusan hingga jutaan bulir hujan, bagai jarum-jarum yang mengoyak pagar-pagar ketegaran dan menembus dinding-dinding perasaan. Lalu melahirlah rindu yang berwujud ngilu.

Kamu tahu, bahwa tak semua hati dapat berdamai dengan masa lalu? Termasuk Aku,barangkali. Masa lalu seringkali meninggalkan pilu saat lembar demi lembarnya tiba-tiba menyeruak ke dasar perasaan. Bahkan tak sedikit para hati yang berusaha lari dan bersembunyi dari masa lalu yang menjadi musuh sepanjang waktu. Namun akan adakah masa detik ini tanpa masa lalu?

Kita pernah menjadi satu bab yang mengisi pada lembar episode yang Dia pilihkan. Meksi pada akhirnya episode itu hilang sebelum sempat kita tulis judul atau sekadar mengeja ending yang kita harapkan. Sebuah hilang yang entah takdirkah, atau sebatas jeda sebelum ianya mampu kembali kita temukan? Namun di balik semua itu, sesakit atau seperih apapun hujan yang turun di perasaanku. Tentangmu tetaplah sama, seseorang yang pernah indah, telah indah, dan akan tetap indah,Insya Allah.

Kamu ingat, bagaimana aku menamaimu?

ialah engkau
yang biru membentang
teduh dan menenangkan
sementara aku
berperahu di atasmu
; lautku

Aku tahu, takkan ada hal lain yang bisa aku lakukan untuk sedikit meredakan rindu yang hujan. Yang enggan mereda, di saat diammu serupa batu.

Jika kamu;
serupa batu
dingin dan tak menjawab
ketika riak sungaiku
menyeka matamu
maka, tunggulah dulu
sampai surya terbit pagi nanti
dan mengukirkan cahayanya
di atas dadamu….

Setiap batin punya masa lalu, setiap jiwa punya rindu. Yang akan tertinggal sebagai biru. Dan biru itu ialah kamu.

Ingatlah aku sebagai senyummu yang pagi

Tinggalkan komentar